Jumat, 14 Juni 2013

Sekedar Menulis


Dear kawan-kawan pecinta kata yang baik hatinya,seperti yang sudah-sudah saat diwaktu yang senggang bila hari tidak sedang dikejar-kejar kerjaan saya memilih untuk santai sejenak bersama secangkir kopi dan beberapa buku bacaan sembari menyapa dan mengunjungi kawan-kawanku didunia maya sekaligus menikmati beberapa puisi,syair dan beberapa jejak kata dicatatan mereka,seperti saat sekarang ini saya menemukan beberapa puisi yang membuat saya ikut terbakar didalamnya tak jarang saya harus kembali memunguti sisa-sisa kenangan yang dihadirkan sipenulis dalam tiap jengkal rahasia kata-katanya,dan tak jarang catatan kawan-kawan  didunia maya yang sempat kutemui malam ini sangat pandai membuat saya "meleleh" tiap membaca puisi-puisi mereka.

Dari sini saya belajar banyak hal tentang mereka,tentang gaya kepenulisan mereka,karakter mereka,
pesan-pesan yang hendak mereka sampaikan dan kelembutan dari kedalaman perasaan tiap penulisnya sungguh membuat saya kadang merinding dan diam terpaku saat membacanya,akhirnya suasana-suasana seperti itu tak jarang kembali mengajak saya untuk ikut menuliskanya tapi harus mulai dari mana itu yang terkadang menjadi persoalan bagi saya,karna terkadang kata-kata itu sulit untuk keluar menjadi butiran kata yang berlompatan pada sebidang kertas ditiap lembar kelembar berikutnya,bukan karna kita kehabisan kata atau bahan untuk dituliskanya melainkan kata-kata itu terkadang memilih hidup dan membaca untuk diri kita sendiri menjadi bahasa yang mereka pilih untuk kita dengarkan dihati dan telinga kita sendiri tanpa ada yang melihat atau mendengarkanya hingga saya pun tak jarang kesulitan untuk memulai menuliskanya,bila sudah seperti ini terkadang saya mulai bingung untuk meminjam huruf dan butiran kata yang hendak saya tuangkan diatas selembar kertas,kebanyakan saya hanya mendengarkan mereka (kata-kata) berbicara membentuk puisi dan syair yang saling bersahutan ditelinga saya kedalam lobang-lobang hati keingatan-ingatan yang memilih bermakam didalamnya.

Seperti saat-saat seperti ini? Tengah malam, saat jemari gerimis pelan mengetuk jeda sunyi lewat denting tik-tak-nya di genting tiba-tiba secara tak sengaja di antara sepi yang teramat jarang saya jumpai di Ibu kota, saya menemukan sekumpulan koleksi lagu klasik yang telah lama tergeletak tak dimainkan di komputer teman saya? Lalu perlahan untaian nada-nada nan halus itu menari dengan indahnya, membuai saya. Seolah-olah ada sepasang tangan yang tak terlihat menengadah di depanmu, mengajakmu untuk menyelami kembali lembar-lembar kenangan yang entah kapan terakhir kalinya kau buka dan baca lewat untaian nada-nada itu.

Entah, tapi mungkin baru saja saya merasakannya kawan. Awalnya ada sepercik kerinduan yang mulai memekar perlahan, tepat di antara jeda terpecahnya sepi. Seakan-akan nada-nada itu merayapi kepingan masa lalu yang terpencar di setiap ujung terjauh simpul saraf ingatan saya; tentang cerita ketika saya mulai mengakrabi malam, menjabat dingin tengannya, berbincang dengan sepinya hingga kemudian saya mulai terbiasa untuk bersembunyi di belakang kelam selimutnya, menikmati tiap detik yang berlari meninggalkan saya dan malam.

Tapi tidak untuk malam ini,saya menemukan catatan yang berjudul seperti ini "Pasungan Masa-Masa" disalah satu note milik kawan saya  Azure Azale saya tidak sendiri menikmati luka ibu kita,anda,ataupun kalian yang masih memiliki ibu atau pernah sempat memilikinya,dalam catatan Kawanku itu betapa saya harus membayar mahal tiap jerih payah orang tua kita,kau benar kawan api-api itu mulai membakar saya juga malam ini,bila boleh saya memlih terbakar didalamnya demi bisa membalas kebaikan mereka yang kukira takan pernah mampu untuk kita balas,meski demikian saya senang membacanya ada sedikit kerinduan yang tersampaikan dan terwakilkan oleh catatan kawanku itu kepada ibu kita agar lebih bisa menghargainya,hanya saja kuliat beberapa waktu belakangan ini kau jarang menulis lagi diblog atau sekedar difacebook yang kau miliki,terlepas dari itu saya belajar banyak hal dari dia terus terang saya sangat salut pada kawanku itu semakin hari ia mulai terbiasa meramu kata-kata,,tiap jengkal kata-katanya sangat indah dan enak untuk dinikmati,sejak pertama mengenal kawanku itu  meski belum pernah sekalipun benar-benar bertemu dan membaca catatan pertamanya saya yakin suatu saat kawanku ini akan menjadi seorang penulis besar dinegri ini,kenapa karna saya melihat "laut" di matanya,laut yang dimana matahari pun padam dan teggelam didalamnya,hanya saja ada satu hal yang kukira kau perlu sedkit benahi kawan ya itu "hatimu" untuk tidak sering terlalu berlarut-larut dalam ''kegalauan'' yang mungkin sering melandamu karana kukira kau akan sangat membutuhkanya untuk menyelam didalam sana,terlalu banyak hal yang aneh yang kan kaudapati dan juga membuatmu bingung untuk mengarunginya bahkan sebelum sempat engkau sampai didasarnya.

Sekian dulu,kuharap dirahasia dunia kata kata-Nya kita semua masih sempat dipertemukan lagi,dan
 meminjam kata-kata ajaib sahabat penaku Azure Azalea,sebelum berpamitan dan salam penutup dariku,

''Hari ini indah esok juga indah''


 ya hari ini indah dan akan selalu indah sahabat,
kukira. . .



~Makassar,14 june 2013~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar