Rabu, 19 Maret 2014

Semacam Coretan balasan

Surat Kecil Untuk Istriku,
Nur Reski Waritza.

Sayang, aku tak suka puitis. Tapi inilah bahasa hatiku yang keluar dengan liar ingin menuju pintu masuk hatimu. Mataku tertahan di lantai terbawah langit, di tempat yang sama aku menemukanmu dalam buku. Kau hidup menjadi imajinasi yang nyata. Menarik-narik jariku, menarik lagi isi kepalaku, untuk mengukirmu di atas hegemoni emosiku. 

Cintaku bukan cinta biasa. Aku bisa membangkitkan kematian, aku bisa mematikan kehidupan. Seperti Tuhan, selama aku ingin mengenal cinta lebih dalam. Seperti kedalaman mercusuar di pelabuhan, ia menyoroti tiap mata, tiap matamu, tiap mataku. Seperti mata Tuhan. Membikin lampu menerangi hati yang tersembunyi dibalik bajunya.

Di dalam pikiran ada mutiara-mutiara kecil yang ingin dilepas tapi tak bisa. Hilanglah semua emas, tapi janganlah kau.  Hilanglah semua saham, tapi jangan kau. Hilanglah keinginanku, tapi jangan kau. Hilanglah semua rinduku, tapi jangan kau. Hilanglah aku, tapi juga denganmu. Kita hilang bersama ke dalam cerobong di musim dingin. Es-es putih meleleh di pipimu, menjadi serutan air yang membeku di atas bibir sungai yang kita buat dengan darah dari jantung kita.

Apa kau bersedia mati bersamaku? Saat cinta bertandang, ia melepas usia suka dan dukacitanya. Aku ingin melipat tubuhmu, memasukkan ke dalam pena. Pena yang akan kutuliskan di halaman syurga. Yang aku bentuk adalah kenangan yang melepas kita pada kematian, keabadian. Tak lagi ada lara hinggap. Kita abadi, membebaskan keinginan cinta kita, menemui Tuhan yang kita jaga dalam cinta selama ini. Maukah semati denganku? Secinta? Sehujan berdua.


Maka Janganlah menyerah sayang, Tuhan tak ajarkan itu pada kita. 
Sekalipun iniperkara dalam cinta.

Aku punya hati, tapi ia tak sepuitis atau ia memang tak bisapuitis. Ia puisi, kadang seperti skripsi. Maka aku menulis hatimu dengan puisi hatiku, tersirat. Angin ini menggiringlangkah ketepian, kuhitung pori-pori kulit. Kecil dan sulit aku tuntaskan. Sepertikisah kita, kecil tapi takkan sampai tertuntaskan.

Jangan matikan apapun, termasuk mimpi kita. Tentang ilmuyang lebih tinggi, tentang cinta yang lebih massal tapi kita rawat secarapersonal, dari puitik hati yang kita erami. Seperti hari ini, banyak yang patahdari jiwa pribumi, patah ranting, gugur daun, masam. Tapi masih bisa cinta,memaafkan yang tak dapat ditampung amarah dan airmata, ditampung tangan kita. Seperti luka,ia menyala mirip sukacita.

Aku pegangi tanganmu. Sampai kita mati bersama. Cinta kitadipertemukan. Semua yang diukir di papan reklame takdir, semua yang belumdikemukakan dalam bait-bait cair. Aku ditubuhmu, kau juga. beriringan di sayapmerpati putih. Menyusul jalan menuju syurga. Di sanalah kita jatuh cinta,berpasang, lalu menukar jantung dan rusuk. Di sanalah kita mengucap ikrar, barubisa bersama selama-lamanya.


Kepada yang tercinta..
kugantungkan jari kelingkingku.

--------------------
yang menyayangimu,
your husband.

Selasa, 18 Maret 2014

Sebentuk Coretan Dari Istriku

Di suasana pagi yang entah keberapa kalinya saya kembali dibuat terharu,bahkan saat berusaha menuliskanya saya seolah kehabisan kata untuk memulai,yang saya tau dan yang saya rasakan pagi ini air mata saya mulai berjatuhan dengan sendirinya saat tanpa sengaja setelah usai merapikan beberapa buku yang berceceran yang tidak pada tempatnya,saya menemukan sebuah buku diary istriku yang ia simpan rapi disudut tumpukan rak buku miliknya , lalu saya mulai membaca satu persatu berbagai macam tulisan diarynya tanpa ia ketahui,maafkan saya ya istriku tidak meminta ijin dulu padamu,jujur saja saya begitu terharu mendapti tulisan yang ia pernah buat untuku yang begitu tulus mengungkapkan semua perasaanya kepadaku,
Ya, memang harus aku akui selain ia memiliki hobi memasak ,saya pun juga baru mengetahui kalo ia juga sangat suka berada didunia kata-kata sama seprtiku,salah satu kesamaan yang kita berdua miliki dari sekian kesamaan yang tidak mungkin saya tuliskan satu persatu dikesempatan ini,bedanya saya lebih dulu mengetahui kesenanganya dengan dunia kata-kata lalu menemukan berbagai macam bentuk karya tulisanya dan berkesempatan membacanya tanpa ia saadari,hehehehe maafkan saya ya sayang ,mungkin engkau akan berfikir saya sedikit curang :)

---

Untuk Imam-ku

Bissmilahirrahmanirrahim..

"Aku tahu rizkiku tidak dimakan orang lain, karenanya hatiku tenang. Aku tahu amalan-amalanku tidak mungkin dilakukan orang lain, maka aku sibukkan diriku dengan beramal. Aku tahu Allah selalu melihatku,karenanya aku malu bila Allah mendapatiku melakukan maksiat. Aku tahu kematian menantiku, maka aku persiapkan bekal tuk berjumpa dengan Rabb-ku." (Hasan Al-Basri)

khaifahalluk, Akhi? Jagalah diri Akhi untuk Ana.

Perlahan waktu menuturkan kisah-kisah tertentu. Tak selalu tentang kesibukan, dan cara menjawab pertanyaan. Tapi Ana bahagia, Akhi. Bahkan sebelum Ana percaya akan kehadiran cinta yang suci, dari-Nya, Akhi. Secara perlahan, Ana menemukan potongan-potongan makna kehidupan ini.




 Ana selalu melihat kutipan yang tersimpan dalam buku harian. Kutipan terbaik yang dapat membuat Ana bangkit saat sakit, membuat Ana lebih kuat ketika sehat, membuat Ana tak segan menjadi pemimpi yang rajin menuliskan mimpi-mimpinya di luas langit, bahkan di atas air sekalipun. Cinta yang tak pernah terhapus ketika nafas masih membumbung di udara. Indah sekali perkataan Ustadz Salim A. Fillah ini,
"Dalam dekapan ukhuwah, kita mengambil cinta dari langit. Lalu menebarkannya di bumi. Sungguh di surga, menara-menara cahaya menjulang untuk hati yang saling mencinta. Mari membangunnya dari sini, dalam dekapan ukhuwah. Jadilah ia persaudaraan kita; sebening prasangka, sepeka nurani, sehangat semangat, senikmat berbagi, sekokoh janji.. Dalam dekapan ukhuwah, Aku mencintai kalian karena Allah.."

Akhi, mengertikan? bahwa manusia selalu inginkan yang terbaik bagi kehidupannya. Dan menjadi selalu lebih baik, dalam setiap pertambahan waktunya. Begitupun dengan Ana, Akhi. Ana berharap kelak, suatu masa nanti. Ada, Akhi. Setia membimbing Ana untuk melangkah lebih baik, menuju pintu Syurga. Sebelum kematian, kita akan menciptakan banyak keindahan di bumi dengan cinta yang kita ambil dari langit itu.

Ana berharap, Akhi dapat bersabar. Dari sepanjang jalan-jalan dakwah yang Akhi mulai dari keluarga kecil kita nantinya, dan pencarian ilmu-ilmu baik kehidupan maupun akhirat. Dakhwah pun itu cinta, dan usaha dengan cinta dan keikhlasan, agar senantiasa berada di jalan dengan cahaya-Nya. Akhi, Tetaplah membudayakan bahasa nurani. Tetaplah Akhi merekam perjalanan-perjalanan Akhi. Hingga sampai pada akhirnya, Ana akan menagih catatan rekaman itu sebagai maharnya.  Jagalah pikiran Akhi, pandangan, hati, jiwa, dan perbuatan, Akhi.

Tidak akan ada yang sia-sia dari cita-cita, dan kehidupan di bawah naungan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Nilai seseorang sesuai dengan kadar tekadnya, ketulusannya sesuai dengan kadar kemanusiaannya, keberaniannya sesuai dengan kadar penolakannya terhadap perbuatan jahat dan kesucian hati nuraninya sesuai dengan kadar kepekaannya terhadap kehormatan dirinya. Tiba-tiba Ana ingat kata-kata itu, 'terhadap kehormatan diri'.  Kebenaran tidak diukur dengan banyaknya orang yang mau melakukannya, namun kebenaran adalah apa saja yang mencocoki Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan pemahaman Ilahia.

Bimbinglah langkah, Ana kelak ya Akhi...
Ana ingin selamat dalam kehidupan yang segalanya fana ini.

Ana tau kita berdua masihlah sangat muda,namun ana ingin berterima kasih, Akhi telah banyak mempersiapkan diri untuk masa depan.

Ana masih ingat Akhi untuk sebuah permintaan Akhi dimalam itu tepat sehari sebelum Akhi datang untuk melamar Ana : "Sebelumnya Akhi meminta maaf untuk semua kekurangan yang Akhi miliki lalu cukuplah Allah yang akan menyempurkan semua-Nya sesuai kehendak-Nya,Sebelum kita menikah Akhi hanya meminta satu hal dari Ukhty agar membuat perjalanan kita berdua kelak selalu dalam naungan-Nya,Ukhty maaf kan Akhi sebelumnya,Akhi hanya ingin Ukhty tidak mencintai Akhi dan tidak memberikan semua hati Ukhty untuk Akhi,bahkan kelak bila Akhi telah halal untuk Ukhty menjadi suami Ukhty,jangan jadikan Akhi penghalang untuk betul-betul sepenuhnya bisa mencintai Allah Ukh ,karena Allah sendiri sudah berpesan bila kita menaruh hati kepada dunia (makhluk) kelak kita akan dibuat kecewa karenanya,bukankah kita tidak ingin seperti itu terjadi dan membuat Allah cemburu kepada perasaan kita yang berlebih kepada ciptaan-Nya ukh,hati kita hanya satu maka dari itu Allah membuatnya hanya untuk diri-Nya sendiri ukh,begitupun sebaliknya ukh akhi tidak akan menuntut ukhty untuk mau menyerahkan sepenuh hati dan cinta ukhty untuk akhi,jangan ukh,jangan...,
cukuplah Allah dengan sifat Maha Penyayang-Nya yang selalu menaungi hati kita berdua untuk saling berkasih sayang karena-Nya ukh , biarlah Allah yang berkehendak untuk kita berdua, seperti Ia yang berkehendak untuk mempertemukan kita berdua ukh,Akhi tidak akan menuntut yang lain ukh,cukuplah engkau taat kepadaku (suamimu) kelak, maka itu semua sudah sangat cukup untuku".

Akhi,dimalam itu Ana hanya dapat menitihkan airmata dan tidak bisa berkata apa-apa untuk menjawab permintaan Akhi, selain memperbanyak syukur didalam hati kepada Allah karena telah berkenan mempertemukan Ana dengan orang seperti Akhi,Ana yang terus menyeka airmata Ana yang berjatuhan lalu diam dalam seribu bahasa malam itu mungkin membuat Akhi bingung dan merasa telah menyakiti perasaan Ana dengan permintaan Akhi seperti itu kepada Ana,tidak Akhi sekali lagi tidak demikian,Ana malah bahagia mendengarnya makanya Ana menangis Akhi,Ana cuman tidak bisa banyak berkata malam itu karena menahan getaran yang begitu hebat didalam hati Ana mendengar semua kata-kata Akhi yang begitu menenangkan dan membuat diri Ana merasa lebih yaqin dari sebelumnya bahwa Akhi memanglah laki-laki yang kelak dapat menjadi imam yang baik buat Ana dan keluarga kecil kita nantinya, Ana merasa bahagia malam itu dan membiarkan semua airmata Ana berjatuhan karena rasa syukur Ana kepada Allah Akhi,bukan karena Ana tidak bisa menyanggupi permintaan Akhi

Ana, bangga kepada Akhi yang tak pernah banyak menjanjikan sesuatu
namun Akhi membuat penegasan, karena cinta Allah, karena waktu
Kelak kita akan bertemu, tanpa lagi ada yang harus disembunyikan


Maaf Akhi ,bila boleh Ana mengatakanya "Karena Allah, Ana berani mencintaimu Akhi. Bahkan sebelum ketika Ana membisikan langsung. Allah telah menitipkan pesan itu."


---
yang mencintaimu
your wife,
: Nur Reski Waritza

Minggu, 09 Maret 2014

Semacam coretan lain disaat hujan


Masih Tentang Hujan 

"Hujan berkunjung...," Ujarmu di antara rerintiknya yang satu persatu mengetuk genting, menyanyikan nada-nada berirama taktaktaktik. "Kadang hujan berkunjung tak hanya mengetuk genting. Ia pun mengetuk pintu hatimu, membasahi sisa-sisa ketukan kenang yang lalu karena aroma mistis hujan, sisa kenangan itu tumbuh membesar, menjadi hijaunya pohon cerita yang rindang. Dan kau, entah bagaimana pula merasa nyaman berteduh di bawahnya: melagut..." Ujarmu sembari tak henti menatap hujan yang mungkin telah mengetuk pintu hatimu terlebih dahulu. "Dan kita selalu merinduinya; berlari di bawah pelukan dingin hujan, yang entah mengapa jua bisa menghangatkan kita, atau membekukan kita dalam kesunyian yang panjang; sama panjangnya perjalanan hidup, sepanjang kalimat hidup yang tak jua menemukan titik. Barangkali, jika kau membeku, pahit manisnya secangkir kopi hangat bisa mencairkanmu, untuk lalu mengalir dalam kepasrahan yang dalam.." Dan kita masih sama terdiam, membiarkan hujan menceritakan apa yang hendak disampaikannya..

Minggu, 02 Maret 2014

Semacam Coretan

Kembali teringat nasihat ini:

"Hakekatnya, mereka yang menikah berkeinginan untuk saling menyempurnakan. Itu adalah kesepakatan tak tertulis dan tak terkatakan, kesepakatan dalam kesunyian. Jika hal itu tidak ada, takkan ada yang menikah. Memang benar, kita sering mendengar 'Tak ada yang sempurna di dunia ini, kecuali Tuhan'.Namun, kesempurnaan bisa juga berarti saat seseorang terus hidup, menggeliat, dan berusaha, untuk menjadi lebih sempurna. Meski ia tahu takkan ada kata final untuk terus menjadi lebih baik. Menikah, adalah satu dari sekian usaha itu. Jalan Darma memang subtil. Biarlah jalan itu yang akan menemukan dan membimbingmu. Setiap orang punya garisnya sendiri-sendiri. Begitu juga jalan untuk menikah. Percayalah saja, bahwa kelak, akan ada seseorang. yang begitu tulus, yang tidak mengharapkan apa-apa selain dinikahi saja olehmu. Dan pada saat itulah engkau akan memberikan padanya apa saja, termasuk kesedihan-kesedihanmu, kemalangan-kemalanganmu. Itulah yang disebut 'hubungan yang tidak biasa'. Dan hanya dilakukan oleh sepasang kekasih yang 'tidak biasa'.
Karena terkadang hujan itu seperti kekasih, ketika engkau merasa ia marah padamu, hampirilah saja ia, biarkan ia menumpahkan 'kemarahan'nya pada wajahmu, kau cukup terdiam menerimanya. Niscaya mereda kemarahannya. Dan ketika kau merasakan beratnya beban yang bercokol di kepalamu, datanglah padanya, pada hujan. Biarkan rerintiknya membelai ujung kepalamu, mengalirkan beban-beban itu ke bawah kaki-kakimu, dan menghanyutkannya pada aliran air.....
Bersabarlah, Nak kelak kau akan menemuinya

***
Menjelang hari pernikahan yang tak lama lagi nasehat ini makin menguatkan aku untuk berani melangkah, nasehat yang sangat indah dari seorang abah kepada cucunya yang masih sangat belia kala itu, nasehat yang baru aku temui maknanya setelah belasan tahun lalu yang sangat begitu menenangkan segala rasa kerisauanku hari ini. Abah dialam sana yang tak mungkin dapat ku temui engkau dalam keadaanku yang masih berpijak didunia ini,aku mohon do'a restumu dan sampaikan salamku kepada guru-guru abah dan orang-orang yang dicintai oleh-Nya dialam sana. Kelak akupun akan pulang sama seperti abah pergi menuju kekedamaian yang abadi bersama-Nya ,
Semoga,
kuharap akan. . .