Kamis, 21 April 2016

Semacam Coretan (Yang melipat-lipat)

Aku membungkus kenangan itu
ketika chairil yang berlari membawa luka
ketika buya hamka yang rela diasingkan
di zaman lekra.

Kekasihku..
alangkah carut sejarah para penulis
lalui hidup agar tak menjadi bangkai
di hatinya.

di sini lukaku bertubi
digulung otot dan kulit
dibumbui wangi kematian 
yang abadi.

Kekasihku..
lama kuhayati persembunyian
barak yang berjingkrak dalam bisikkan
tengkorak tidur dan baunya serangan.
aku melipat-lipat perasaan
dari yang tak berbentuk menjadi bentuk
seribu kalimat yang ditelan mentah-mentah.


Aku hanya terpaksa terus berjalan, merelakan kau berkeliling dengan waktu yang merangkak. Aku mengharap kau dengar doaku dan aku terkikis ke jurang-jurang yang begitu kecil untuk tali yang menjerat tanganku, melipat-lipat sinaran bulan yang merambati. Ada sarang sunyi yang terbawa dalam kromosom genetikku. Hancur dan berantakkan, seperti aku dibeberapa waktu. Sudah lama, aku menahan kantuk, hanya untuk melihat sosok yang begitu menyilaukan untukku pikul.

Betapa aku ingin memanggil segala hewan buas. Menantang mereka, untuk mesra melerai tubuhku ini. Betapa rindu begitu liar, mencabik keadaan pikiran. Helai demi helai ini, Kekasihku. 

Atas segala masalah yang dibentuk dari lapisan baja dan besi. Biarkanku menangis, seperti mata yang normal. Tak mau bolos dari mata-Mu. 

---------
Diketik saat malam, mulai membuat sangkar cuacanya ke dalam sarang seekor penulis yang malang.