Selasa, 11 Juni 2013

pada sebuah kata yang lupa kau kenang

Untuk sebilah tubuhku yang disana
Aku tak mencarimu

Kau datang dengan sejuta percikan mata air
Wajahmu adalah sentuhan yang membawaku harus mengandung
dan melahirkan kata-kata hingga aku bosan mengenangnya
Namun kau adalah sumur yang tak pernah padam dari memancarkan airmu
Tak pernah surut menjalani ketetapanmu yang membawaku pulang
Aku masih berkelana, di bulan ini, kau paku diri menjadi sosok yang seketika lupa kemana
dan dimana tempat kembali
Hari hari berjalan sekencang suaramu yang menyapa dalam angin semilir keresahanku
Bersamanya kau menyantap dan kencing, serta memuntahkan racun,
juga mengeluarkan madu yang masih saja belum kucicipi
Aku sedikit gugup ketika kau kabarkan pada sang penentu,
kapan kita menentukan tanggal untuk pulang dan menuliskan dan melahirkan beribu rahim kata?
Aku hanya terpana, masih melihat kata yang luput dari pembacaan kita, Sebab kita tidak sedang berkata-kata, namun menyiapan bekal untuk perjalan kita pulang nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar