entah
mengapa beberapa hari ini perasaan saya selalu sangat mudah terbawa oleh susana
bila
boleh digambarkan mirip seperti seekor ikan kecil yang hanya ikut kemana arus
membawanya pergi
atau bisa
jadi karna suasana-suasana yang menghinggapi belakangan ini terlalu syahdu kata
bang Roma
yang juga
salah satu pentolan dangdut di negara ini,tapi hubunganya apa raja dangdut
dengan perasaanku
yang
belakangan ini seperti lagu-lagunya yang slow itu ?
tidak
taulah sayapun enggan untuk berpikir terlalu jauh kesana,saya lebih memilih
untuk kembali meneguk secangkir kopi susu yang sudah dari tadi memilih diam
menunggu giliran untuk berseluncur disepanjang lidahku.
Sambil
sesekali diam menikmati hening dan merasai perasanku saja yang sekarang lebih
tenang namun terasa pedas didalamnya bukan karena tadi sore saya sempat makan dua
porsi nasi padang lengkap dengan beberapa potong daging rendangnya,kali ini saya
tidak terlalu ingin bercerita tentang ini itu,saya hanya ingin menulis yang
lagi-lagi hanya tentang diri saya tentang kebiasaan-kebiasaan saya yang senang
menikmati beberapa gelas kopi bersama teman bacaan yang kadang membuat saya
tertawa sendiri,senyum-senyum sendiri yang mungkin membuat orang yang melihat
saya mulai berfikir mungkin saya sudah gila karna terlalu memikirkan seorang
gadis berlesung pipi itu yang tak kunjung berani saya temui.
Tapi ko
harus gadis berlesung pipi ya dalam lamunanku ? kenapa bukan gadis berpinggul
biola saja yang hadir ?
diam-diam
saya mulai menemukan jawabanya dimatamu,saya sadar bahwa selama ini memang
gadis berlesung pipi ini yang lebih sering mengisi ingatanku ia memilih mataku
sebagai tempat tinggal barunya,tak apalah,kukira engkaupun selalu senang
membelai mataku yang senang mengenang matamu bukan ?
sedikit
narsis tapi penuh dengan kepercayaan diri yang tinggi sampai tidak pernah
berani hanya untuk sesekali benar-benar menatap matanya yang aduhai itu,bukan
karna saya takut,hanya saja saya tidak pandai untuk berenang bila saja harus
jatuh lagi dan hanyut dalam sungai-sungai dihatimu yang deras mengngalir
kelubang-lubang hatiku.
hanya
sekedar menuliskanmu saja butuh berton-ton keberanian dan kata-kata ajaib yang
kadang hasilnya pun tidak pernah sesuai apa yang ada diperasaan untuk
menuliskanya dengan ujung-ujung jari yang seperti memlih versi kata-katanya
sendiri,entah karna masih belum koneknya antara rasa dan ujung-ujung jariku atau
karna "perihalmu" yang membuat perasaan dan ujung-ujung jariku
terhipnotis saat ingin menuliskanya,tapi sudahlah dengan inipun saya masih
tetap menikmatinya,setidaknya saya masih bisa "merasaimu" dan
benar-benar berani menyapamu meski lewat dunia rahasia kata-kata-Nya,tapi
sampai disini ko critanya mulai ngawur ya,bukanya tadi niat awal tulisan ini
untuk menuliskan segala seusatu tentang saya dan sesuatu yang lain namun masih
tetap ada hubunganya dengan saya,ko malah merambat pada senyummu,mata beningmu,dan
lobang-lobang hatimu yang mulai sampai dimataku,sudahlah sebelum semuanya
menjadi lebih ngawur mungkin baiknya saya kabur dulu,bukan karna tidak ingin
menuliskanmu lagi,hanya saja saya lebih senang mengenangmu dan menuliskanmu
diam-diam tanpa ada yang bisa membacanya,kalo istilah anak-anak muda jaman alay
bin lebay seperti sekarang ini,biar "Tuhan dan saya saja yang tau" katanya.
Sudahlah,
saya lebih memilih kopi untuk kembali mencairkan suasana yang sedari tadi sudah
setia menunggu giliran untuk mencicipi lidahku. lagi,lagi,dan lagi. . . .
------------------------------------------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar