Selasa, 11 Juni 2013

Perihal saya Dan Secangkir Kopi Malam Ini



Dear kawan pecinta kata yang baik hatinya
entah mengapa beberapa hari ini perasaan saya selalu sangat mudah terbawa oleh susana
bila boleh digambarkan mirip seperti seekor ikan kecil yang hanya ikut kemana arus membawanya pergi
atau bisa jadi karna suasana-suasana yang menghinggapi belakangan ini terlalu syahdu kata bang Roma
yang juga salah satu pentolan dangdut di negara ini,tapi hubunganya apa raja dangdut dengan perasaanku
yang belakangan ini seperti lagu-lagunya yang slow itu ?
tidak taulah sayapun enggan untuk berpikir terlalu jauh kesana,saya lebih memilih untuk kembali meneguk secangkir kopi susu yang sudah dari tadi memilih diam menunggu giliran untuk berseluncur disepanjang lidahku.

Sambil sesekali diam menikmati hening dan merasai perasanku saja yang sekarang lebih tenang namun terasa pedas didalamnya bukan karena tadi sore saya sempat makan dua porsi nasi padang lengkap dengan beberapa potong daging rendangnya,kali ini saya tidak terlalu ingin bercerita tentang ini itu,saya hanya ingin menulis yang lagi-lagi hanya tentang diri saya tentang kebiasaan-kebiasaan saya yang senang menikmati beberapa gelas kopi bersama teman bacaan yang kadang membuat saya tertawa sendiri,senyum-senyum sendiri yang mungkin membuat orang yang melihat saya mulai berfikir mungkin saya sudah gila karna terlalu memikirkan seorang gadis berlesung pipi itu yang tak kunjung berani saya temui.


Tapi ko harus gadis berlesung pipi ya dalam lamunanku ? kenapa bukan gadis berpinggul biola saja yang hadir ?
diam-diam saya mulai menemukan jawabanya dimatamu,saya sadar bahwa selama ini memang gadis berlesung pipi ini yang lebih sering mengisi ingatanku ia memilih mataku sebagai tempat tinggal barunya,tak apalah,kukira engkaupun selalu senang membelai mataku yang senang mengenang matamu bukan ?
sedikit narsis tapi penuh dengan kepercayaan diri yang tinggi sampai tidak pernah berani hanya untuk sesekali benar-benar menatap matanya yang aduhai itu,bukan karna saya takut,hanya saja saya tidak pandai untuk berenang bila saja harus jatuh lagi dan hanyut dalam sungai-sungai dihatimu yang deras mengngalir kelubang-lubang hatiku.

hanya sekedar menuliskanmu saja butuh berton-ton keberanian dan kata-kata ajaib yang kadang hasilnya pun tidak pernah sesuai apa yang ada diperasaan untuk menuliskanya dengan ujung-ujung jari yang seperti memlih versi kata-katanya sendiri,entah karna masih belum koneknya antara rasa dan ujung-ujung jariku atau karna "perihalmu" yang membuat perasaan dan ujung-ujung jariku terhipnotis saat ingin menuliskanya,tapi sudahlah dengan inipun saya masih tetap menikmatinya,setidaknya saya masih bisa "merasaimu" dan benar-benar berani menyapamu meski lewat dunia rahasia kata-kata-Nya,tapi sampai disini ko critanya mulai ngawur ya,bukanya tadi niat awal tulisan ini untuk menuliskan segala seusatu tentang saya dan sesuatu yang lain namun masih tetap ada hubunganya dengan saya,ko malah merambat pada senyummu,mata beningmu,dan lobang-lobang hatimu yang mulai sampai dimataku,sudahlah sebelum semuanya menjadi lebih ngawur mungkin baiknya saya kabur dulu,bukan karna tidak ingin menuliskanmu lagi,hanya saja saya lebih senang mengenangmu dan menuliskanmu diam-diam tanpa ada yang bisa membacanya,kalo istilah anak-anak muda jaman alay bin lebay seperti sekarang ini,biar "Tuhan dan saya saja yang tau" katanya.

Sudahlah, saya lebih memilih kopi untuk kembali mencairkan suasana yang sedari tadi sudah setia menunggu giliran untuk mencicipi lidahku.  lagi,lagi,dan lagi. . . .
------------------------------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar